Simbol Dalam Doangang Berbahasa Makassar

  • Muhammad Akhir Universitas Muhammadiyah Makassar
Keywords: Doangang, Berbahasa Makassar, Simbol

Abstract

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana makna simbol doangang berbahasa Makassar berdasarkan pengobatan, kecantikan dan kepintaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan makna doangang yang tersirat di balik simbol-simbol dalam doangang berbahasa Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah kata-kata atau kalimat-kalimat yang membentuk sebuah doangang yang berbahasa Makassar. Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat yang menggunakan doangang yang berlokasi di Desa Salajo Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Hasil penelitian ini menunjukkan tiga jenis doangang yang diteliti, yaitu jenis doangang yang pertama doangang kesehatan, terdapat simbol kalli bassi, urak bassi dan anging kupasang jeknek. Jenis doangang kedua yaitu doangang kecantikan, terdapat simbol kualle ri rammang kebo, jeknek ri batang kaca, dan bunga biraeng kukangkang. Jenis doangang ketiga yaitu doangang kepintaran, terdapat simbol Allah nurung, Adam dan Muhammad, teai cekla kukangkang, dan gatta golla kuking bolong. Masing-masing simbol doangang di atas memiliki makna tersendiri dalam teks doangang yang dijadikan sebagai suatu penyampaian yang mencerminkan pola pikir yang dimiliki oleh masyarakat Makasssar

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdullah, H. (1985) Manusia Bugis Makassar, Suatu Tinjauan Historis terhadap Pola Tingkah Laku dan Pandangan Hidup Manusia Bugis Makassar. Jakarta: Inti Idayu Press.

Abdullah, (2010) Makna Simbol dalam Mantra Bugis Dialek Wajo (Telaah Semiotik Sastra Klasik Lisan Bugis).Skripsi.

Aminuddin. (2002) Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung. Sinar Baru.

Bugis, A. (1987) Makna dalam Simbol. Yogyakarta: Gajah Mada Press.

Chaerah, Y. (2012). Makna Simbolik pada Akratek (Salawat) di Lingkungan Bontokassi, Kelurahan Panrannuangku, Kabupaten Takalar.Skripsi.

Damono, S. D.. (1979) Pengantar Sosiologi Sastra. Jakarta Pusat: Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Emzir. (2015) Teori dan Pengajaran Sastra. Bandung:PT Raja Grafindo Persada.

Hasanuddin, W.S. (2002) Membaca dan Menilai Sajak. Bandung: Angkasa.

Husnawati, (2018) Makna simbolik tradisi mappatabe masyarakat bugis di Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.

Idris, M. (2018) Makna PappasengTomatoa Masyarakat Bugis Sinjai (Tinjauan Semantik Sastra Tutur). Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.

Kridalaksana. (1984) Kajian tentang Semantik. Bandung: Sinar Baru.

Kriyanto. (2012) Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mulyana. (2013) Ilmu Komunikasi: Suatu pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rahman. (1984) Monografi Kebudayaan Makassar. Ujung Pandang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sulawei Selatan.

Rustanta, A. (2019) Makna Simbolik Busana Sarung Kyai Ma’ruf Amin. Jurnal Komunikatif Vol, 8(2), 165. DOI: https://doi.org/10.33508/jk.v8i2.2197

Satriana, E. (2015) Makna Ungkapan Pada Upacara Perkawinan Adat Bulukumba di Desa Buhung Bundang Kec. Bontotiro Kab. Bulukumba. Jurnal Humanika, 3(15).

Sobur. (2013) Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdayakarya.

Sugiyono. (2013) Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta

Zulela. (2012) Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra Di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Published
28-12-2021
How to Cite
Akhir, M. (2021). Simbol Dalam Doangang Berbahasa Makassar. Jurnal Studi Guru Dan Pembelajaran, 4(3), 767-772. https://doi.org/10.30605/jsgp.4.3.2021.1312
Section
Regular Articles