Pengendalian Hama Tikus Sawah (Rattus argentiventer) dengan FOKUS (Fogging Tikus) Menggunakan Fumigan dari Ekstrak Cabai di Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu

Pest Control of Rats (Rattus argentiventer) with FOKUS (Fogging Rats) Using Repellent from Chili Extract in South Ponrang District Luwu Regency

  • Yusri Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan
Keywords: tikus, fogging, ekstrak cabai

Abstract

Tikus sawah merupakan salah satu hama utama pertanaman padi yang dapat menyebabkan penurunan produksi hingga kegagalan panen. Berbagai teknik pengendalian dapat dilakukan guna untuk mengamankan produksi tanaman padi, salah satunya dengan metode fumigasi atau fogging. FOKUS (Fogging Tikus) merupakan alat yang dirancang untuk mengendalikan hama tikus dengan metode fumigasi atau pengasapan yang dilakukan pada sarang tikus. FOKUS dibuat dari peralatan bekas dan sederhana namun efektif untuk digunakan sebagai alat fumigasi. Alat FOKUS ini menggunakan bahan pengendali (fumigan) dari ekstrak cabai yang dapat menyebabkan rasa perih pada mata dan mengganggu sistem pernapasan tikus. Percobaan dilakukan di lahan sawah yang ada di Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu pada bulan Mei – Juni 2023. Dalam pengujiannya ada tiga varian jumlah semburan asap yang dilakukan, yaitu satu, tiga, dan lima semburan asap dengan waktu tunggu selama tiga menit dan selang waktu semburan asap selama 10 detik. Masing – masing jumlah semburan asap dilakukan percobaan selama tiga kali. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan di lapangan  memperlihatkan bahwa FOKUS  berfungsi dengan sangat baik. Jumlah semburan 1 kali tidak efektif membuat tikus keluar dari sarang. Sementara itu, 3 kali semburan asap mampu membuat tikus keluar dari sarang namun masih aktif dan kondisi sehat. Sedangkan pada jumlah semburan asap 5 kali ditemukan tikus keluar dari lubang aktif dengan kondisi lemas. Tikus yang keluar dan terperangkap pada jaring kemudian dimatikan.

Rats are one of the main pests of rice crops which can cause a decrease in production and even crop failure. Various control techniques can be used to secure rice production, one of which is the fogging method. FOKUS (Rat Fogging) is a tool designed to control rat pests using the fumigation method carried out in rat nests. This FOCUS tool uses a control agent (repellent) from chili extract. The experiment was carried out in rice fields in South Ponrang District Luwu Regency in May – June 2023. In the test, there were three variants of the number of smoke bursts carried out, namely one, three and five smoke bursts with a waiting time of three minutes with a smoke burst interval of 10 seconds. Each number of smoke bursts was tested three times. Based on the results of experiments carried out in the field, it shows that FOKUS functions very well. One burst is not effective in getting rats out of the nest. Meanwhile, 3 bursts of smoke were able to make the rats come out of the nest but were still active and in good health. Meanwhile, with 5 smoke bursts, rats were found coming out of the active holes in a weak condition. Rats that come out and are trapped in the net are then killed.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Yusri, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan

UPT Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura

References

Alfarisy, MN, T Heiriyani, dan RA Saputra. (2019). Uji bahan nabati sebagai rodentisida alami terhadap tikus (Rattus norvegicus) jantan. Jurnal Agroekotek View. Vol. 2 (3): 50-57.

Ardigurnita, F, N Fransiska, E Firmansyah. (2020). Burung hantu (Tyto alba) sebagai pengendali tikus sawah (Rattus argentiventer) di Desa Parakannyasag Kota Tasikmalaya. Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma. Vol. 1 (1): 54-62.

Ayuning, BA, RY Nabila, A Laksamana, dan L Zakiyatunnufus. (2013). Pemanfaatan Bagian Daun dan Biji Tumbuhan Kacang Babi (Tephrosia sp.) sebagai bahan Rodentisida Nabati untuk Mengendalikan Tikus Sawah (Rattus argentiventer) dan Tikus Rumah (Rattus rattus diardii). Laporan Akhir PKM-P. Institut Pertanian Bogor.

Baco, D. (2011). Pengendalian tikus pada tanaman padi melalui pendekatan ekologi. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian Vol. 4 (I): 47-60.

Balai Penyuluhan Pertanian Ponrang Selatan. (2022). Realisasi Tanam Padi Ponrang Selatan Musim Tanam 2022. BPP Ponrang Selatan. Luwu.

Berliani, S., W. Pradiana, dan W. Trisnarasi. (2021). Tyto alba inovasi pengendalian hama tikus (Rattus argentiventer) melalui pemberdayaan petani padi sawah. Jurnal Inovasi Penelitian. Vol. 2 (2): 691-698.

BPTPH Sulsel. (2023). Evaluasi Ramalan OPT Utama Musim Tanam April - September 2022. Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura. Maros.

Hadi FS. (2021). Pengendalian hama tikus menggunakan metode fumigasi (pengasapan). Jurnal Agriekstensia. Vol. 20 (1).

Hadi, S, J Subagja, dan Sudarmaji. (2006). Perilaku spasio temporal tikus sawah (Rattus argentiventer) Betina. Jurnal Biota. Vol. 11 (2): 110-115.

Instiaji, B, S Priyambodo, AA Sanmas, A Rosidah, A Ardella, DK Primadani, DA Rahmadhani, I Sukmawati, LD Pratiwi, N Fauzana, dan T Nurhawati. (2020). Efektivitas kegiatan gropyokan tikus sawah (Rattus argentiventer) di Desa Bener Kabupaten Klaten. Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat. Vol. 2 (2): 163-168.

Natsir, NA. (2015). Uji ekstrak cabai rawit sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama ulat titik tumbuh pada tanaman sawi. Jurnal Biology Science & Education. Vol. 4 (1): 50-60.

Nindatu, M., DD Moniharapon, dan S Latuputty. (2016). Efektivitas ekstrak cabai merah (Capsicum annuum L.) terhadap mortalitas kutu daun (Aphis gossypii) pada tanaman cabai. Jurnal Agrologia. Vol. 5 (1): 10-14.

Putra, BG., dan RT Arjunet. (2019). Teknologi geospatial untuk investigasi penyerangan Rattus argentiventer sebagai upaya mitigasi lahan pertanian. Jurnal Swarnabhumi. Vol. 4 (2): 108-114.

Putra, ED. (2022). Aplikasi Pengendalian Hama Tikus (Rattus argentiventer) Menggunakan Gas Fosfin dan Belerang pada Budidaya Tanaman Padi (Oryza sativa) di Desa Soso Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar. Laporan Tugas Akhir. Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan. Politeknik Pembangunan Pertanian Malang.

Sayuthi, M, Hasnah, A Rusdy, Mardiana, dan MI Taufik. (2018). Potensi serbuk lada hitam dan cabai merah sebagai pestisida nabati terhadap hama Callosobruchus chinensis L. (Coleoptera : Bruchidae). Prosiding Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia (FKPTPI). Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 445-449.

Sopiah, N. (2005). Transformasi kimia senyawa belerang, dampak dan penanganannya. Jurnal Tek. Ling. P3TL BPPT. Vol 6 (1): 339-343.

Sudartik, E. (2015). Keefektivan tiga teknik pengendalian tikus sawah (Rattus argentiventer Rob & Kloss) di Desa Murante, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu. Jurnal Pertanian Berkelanjutan. Vol. 4 (1).

Sulistyorini, E, ER Sampurna, H Basri, dan MF Yulianto. (2020). Pengendalian hama tikus dengan pengasapan modern diterapkan di Dusun Sidomulyo. Journal of Service Learning. Vol. 6 (1): 18-22.

Sunarjo, PI. 1992. Pengendalian Kimiawi Tikus Hama. Makalah Seminar Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Bogor.

Wahid, A. (2018). Pengendalian Hama dan Penyakit pada Tanaman Padi di Sulawesi Selatan. BPTP Sulawesi Selatan.

Yustisia, D., dan Ismail. (2017). Efek beberapa ekstrak tanaman terhadap hama tikus sawah (Rattus argentiventer). Jurnal Agrominansia. Vol. 2 (1): 36-43.

Published
14-10-2023