Analisis Pembuatan Keripik Sukun (Artocarpus communis Forst) pada Berbagai Tingkat Kematangan Buah

Analysis of Making Breadfruit Chips (Artocarpus communis Forst) at Various Levels of Fruit Ripeness

  • Nurul Muchlizah Z Universitas Cokroaminoto Makassar
  • Marliana S Palad Universitas Cokroaminoto Makassar
  • Sri Hajriani AR Universitas Cokroaminoto Makassar
  • Ravika Mutiara Universitas Cokroaminoto Makassar
  • Aminah Aminah Universitas Muslim Indonesia Makassar
Keywords: bawang putih, garam, keripik, kematangan buah, sukun

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian campuran bawang putih dan garam terhadap keripik sukun setelah perendaman berdasarkan tingkat kematangan buah sukun (Artocarpus communis, Forst), yang dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Nutrisi Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar pada bulan Juni hingga Juli 2021. Data yang diperoleh diolah secara Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga kali ulangan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemberian bawang putih dan garam dengan perbandingan: tanpa bawang putih dan garam (B1); 5% bawang putih (B2); 5% bawang putih : 0,2% garam (B3); dan 0,2% garam (B4); yang diberikan pada buah sukun muda (A1), sukun tua (A2) dan sukun masak (A3). Parameter yang dianalisis adalah kadar air, kadar pati, kadar abu dan uji organoleptik yaitu warna, rasa dan aroma. Semakin tua buah sukun sebagai bahan pembuatan keripik dengan memberikan bawang putih semakin banyak dan tanpa garam, akan meningkatkan kadar pati (0.039) dan mengurangi kadar abu (1.283) pada keripik sukun, tetapi keripik sukun yang dibuat dari buah yang masak dengan penambahan bawang putih dan garam yang semakin banyak, akan mengurangi kandungan kadar air pada keripik (4.084). Pada uji organoleptik, maka respon panelis terhadap keripik sukun yang dibuat dari buah sukun masak yang diberi bawang putih 5% tetapi tidak diberi garam merupakan keripik yang lebih disukai dibanding perlakuan lainnya untuk semua parameter baik warna, rasa maupun aroma.

This study aims to see the effect of giving a mixture of garlic and salt to breadfruit chips after soaking based on the maturity level of breadfruit (Artocarpus communis, Forst), which was carried out at the Laboratory of Chemistry and Animal Food Nutrition, Faculty of Animal Husbandry, Hasanuddin University Makassar from June to July 2021. The data obtained were processed in a Completely Randomized Design (CRD) with three replications. The treatments used in this study were garlic and salt in a ratio of non garlic and salt (B1); 5% garlic (B2); 5% garlic : 0,2% salt (B3); and 0,2% salt (B4); which were given to young breadfruit (A1); old breadfruit (A2); and cooked breadfruit (A3). Parameters analyzed were water content, starch, ash and organoleptic tests, namely colour, taste and aroma. The older the breadfruit as an ingredient for making chips by adding more garlic and without salt, it will increase the starch content (0.039) and reduce the ash content (1.283) of the breadfruit chips, but the breadfruit chips made from ripe fruit with the addition of more garlic and salt will reduce the water content of the chips (4.084). In the organoleptic test, the panellists' response to breadfruit chips made from ripe breadfruit with 5% garlic but not salt was the preferred chips compared to other treatments for all parameters colour, taste and aroma.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Hendalastuti, H. R. & A. Rojidin, (2006). Identifikasi Sentra Produksi Buah dan Penanganan Pasca Panen Sukun Segar. Laporan Hasil Penelitian Loka Litbang Hasil Hutan Bukan Kayu.

Mahmud, D. A., Djalal R & Imam T. (2013). Pengaruh Substitusi Tepung Tapioka dengan Tepung Sukun (Artocarpus communis) terhadap Kadar Lemak, Abu, Serat Kasar dan Kekenyalan Bakso Sapi. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.

Prasesti, G. K., Ardana, M., & Rusli, R. (2016). Karakteristik fisikokimia eksipien tablet dari pati sukun (Artocarpus communis). Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences, 3(2), 204–210. https://doi.org/10.25026/mpc.v3i2.108

Purwanita, R.S. (2013). Eksperimen

Pembuatan Egg Roll Tepung Sukun

(Artocarpus altilis) dengan Penambahan Jumlah Tepung Tapioka yang Berbeda. Skripsi. Teknologi Jasa dan Produksi, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Sunarwati, D.A., Rosidah, & Saptariana. (2012). Pengaruh substitusi tepung sukun terhadap kualitas brownies kukus. Jurnal Food Science and Culinary Education Journal.

Widowati, S. (2003). Prospek Tepung Sukun

untuk Berbagai Produk Makanan

Olahan dalam Upaya Menunjang

Diversifikasi Pangan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Winarno F.G., (2004). Kimia pangan dan gizi. Gramedia. Jakarta.

Yousif, E.I., Gadallah, M.G.E. & Sorour,

A.M. (2012). Physico-chemical and

rheological properties of modified corn starches and its effects on noodle quality. Annals of Agricultural Science, 57 (1): 19-27.

Nurcahyo, E., Amanto, B.S., & Nurhatadi.

(2014). Kajian penggunaan tepung sukun (Artocarpus communis) sebagai substitusi tepung terigu pada pembuatan mie kering. Jurnal Teknosains Pangan, ISSN: 2302-0733, 3: 57-65.

Utiya L.B., Wiwik S.W., & Nurud D. (2017). Karakteristik mie kering terbuat dari tepung sukun (Artocarpus altilis) dan penambahan telur. Jurnal Agroteknologi, 11 (1): 23-34.

Published
15-07-2022