Makna Simbolik Tarian dan Syair Rego pada Tradisi Lisan Suku Kaili

  • Yunidar Yunidar Universitas Tadulako
Keywords: Tarian, Mantra, Rego Suku Kaili

Abstract

Abstract Tari raego atau rego hingga kini masih sering dipentaskan oleh suku Kaili yang tinggal di Kabupaten Sigi dan Donggala. Rego yang sering dipentaskan adalah rego untuk panen. Mereka menyebutnya rego vunja atau rego Mpae. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna mantra dan tarian Rego dalam ritual novunja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif. Sumber data penelitian terdiri dari hasil wawancara dengan penutur mantra, hasil perekaman, hasil pencatatan di lapangan dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam pelaksanaan ritual vunja terdapat empat jenis mantra rego yaitu rego pombalike tumpu tana (rego pembuka), rego ngana (rego anak), rego pae (rego padi), rego pobuka vunja (rego pembuka vunja). Adapun Makna pada mantra rego ialah untuk memohon pertolongan para leluhur, berkah dan mengakui kekuasaan tertinggi dari Tuhan. Dari kelima mantra memiliki makna berbeda-beda adapun makna dari setiap mantra yaitu (1) rego pombalike tumpu tana (rego pembuka) bermakna sebagai pemberitahuan kepada penguasa tanah agar diizinkan untuk melaksanakan, (2) rego pae (rego padi), bermakna sebagai permohonan kepada leluhur agar diberikan hasil panen yang melimpah, (3) rego pae (rego padi) rego ngana (rego anak), bermakna bahwa anak-anak telah melaksanakan adat yang menjadi konvensi masyarakat sejak dahulu, dan (4) rego pobuka vunja (rego pembuka vunja) bermakna sebagai telah berakhirnya segala rangkaian ritual. Sedangkan makna pada tarian rego sangat bergantung pada mantra yang dibacakan. Makna gerakan yang dilakukan untuk menandakan rasa syukur dan semangat yang mempunyai arti sosial sekaligus kepercayaan terhadap Sang Pencipta. Selain itu, Dalam gerakan juga bermakna kebahagian dari pelaku ritual karena diberikan hasil panen yang melimpah.

 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdullah, A. (2021). Makna Simbolik Pada Tradisi Al-Barzanji Dalam Perspektif Sosiologi. Dinamika Penelitian: Media Komunikasi Penelitian Sosial Keagamaan, 21(02), 272-291.
Dana, T. R. (2017). Makna Dan Fungsi Ritual Timbang Berat Pada Masyarakat Di Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhan Batu Selatan (Doctoral dissertation, UNIMED).
Faris, S. (2016). Islam dan Budaya Lokal (Studi Atas Tradisi Keislaman Masyarakat Jawa). Thaqafiyyat: Jurnal Bahasa, Peradaban Dan Informasi Islam, 15(1), 74-90.
Idris, I. (2019). Exploring organizational culture, quality assurance, and performance in higher education. Management and Economics Journal (MEC-J), 3(2), 166–181. https://doi.org/10.18860/mec-j.v3i2.7529
Isnaini, H. (2017). Analisis Semiotika Sajak “Tuan” Karya Sapardi Djoko Damono. Deiksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4(2), 1-7.
Manafe, Y. D. (2011). Komunikasi Ritual pada Budaya Bertani Atoni Pah Meto di Timor-Nusa Tenggara Timur. Jurnal ASPIKOM, 1(3), 287–298. https://doi.org/10.24329/aspikom.v1i3.26
Moleong, L. J.. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Moleong. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya
Mudjiyanto, B., & Nur, E. (2013). Semiotics In Research Method of Communication [Semiotika Dalam Metode Penelitian Komunikasi]. Jurnal Pekommas, 16(1), 73-82.
RISKI, F. (2022). Nilai Etika Islam Pada Tradisi Nyambai Di Marga Pugung Tampak Pesisir Barat (Analisis Semiotika Model Roland Barthes) (Doctoral dissertation, UIN RADEN INTAN LAMPUNG).
Saussure, Ferdinand de. (1988). Pengantar Linguistik Umum (terj. Rahayu S. Hidayat). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Siska, A. (2022). Analisis Semiotik Saussure Pada Lagu Taṣna’ul Mustaḥīl Dan Konsep Pembelajaran Mufrodat Bagi Siswa Madrasah Aliyah (Doctoral dissertation, UIN Prof. KH Saifuddin Zuhri Purwokerto).
Sudjiman, Panuti dan Art van Zoest. (1996). Serba-Serbi Semiotika. Jakarta: Gramedia
Sumarlam. (2010). Analisis Wacana. Pustaka Cakra
Yuliantini, Y. D., & Putra, A. W. (2017). Semiotika dalam Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye. Literasi: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya, 1(2), 65-72.
Yunidar, Y. (2022). Nora’a Keke Oral Tradition: Kaili Tribe Disaster Control Rituals in Palu Valley (Tradisi Lisan Nora’a Keke: Ritual Pengendalian Bencana Suku Kaili Di Lembah Palu). Gramatika STKIP PGRI Sumatera Barat, 8(2), 253–266
Zoest, Art van. 1993. Semiotik. Jakarta: Yayasan Sumber Agung.
Published
29-05-2023
How to Cite
Yunidar, Y. (2023). Makna Simbolik Tarian dan Syair Rego pada Tradisi Lisan Suku Kaili. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, Dan Sastra, 9(1), 710-719. https://doi.org/10.30605/onoma.v9i1.2620
Section
Articles