Uji Mutu Perkecambahan Bud Chips Tebu pada Lama Penyimpanan dan Biopriming Trichoderma sp.

Quality Test of Sugarcane Bud Chips Germination on Storage Duration and Trichoderma sp. Biopriming

  • Sintia Saragih Politeknik Negeri Pontianak
  • Danie Indra Yama Politeknik Negeri Pontianak
  • Jaini Fakhrudin Politeknik Negeri Pontianak
Keywords: germination, storage, biopriming, Trichoderma, sugarcane

Abstract

Perkecambahan benih tebu merupakan tahap penting dalam siklus pertumbuhan tanaman tebu karena menentukan pertumbuhan tunas, pertumbuhan populasi dan tanaman pada tahap selanjutnya, serta produktivitas tebu saat panen. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui lama penyimpanan yang sesuai dengan perkecambahan bud chips tebu dan lama biopriming yang sesuai dengan perkecambahan bud chips tebu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial terdiri dari dari 2 faktor 3 ulangan yaitu lama penyimpanan (S1) 1 hari, (S2) 3 hari, (S3) 5 hari, dan faktor kedua lama biopriming Trichoderma sp yaitu (R1) 4 jam, (R2) 8 jam, (R3) 12 jam. Parameter yang diamati yaitu daya kecambah, indeks vigor, tinggi tanaman dan diameter batang. Hasil penelitian menunjukkan penyimpanan yang sesuai untuk perkecambah bud chips tebu yaitu selama 5 (lima) hari, dan berpengaruh nyata terhadap daya kecambah, indeks vigor, tinggi tanaman, dan diameter batang. Waktu lama biopriming yang sesuai untuk perkecambahan bud chips tebu yaitu biopriming (R3) selama 8 jam berpengaruh terhadap tinggi dan diameter batang.

Germination of sugarcane seeds is an important stage in the growth cycle of sugarcane plants because it determines the growth of shoots, population and plant growth at a later stage, as well as sugarcane productivity at harvest. The purpose of the study was to find out the storage duration in accordance with the germination of sugarcane bud chips and to find out the duration of biopriming in accordance with the germination of sugarcane bud chips. This study used a factorial group randomized design (RAK) consisting of 2 factors 3 repeats, namely storage time (S1) 1 day, (S2) 3 days, (S3) 5 days, and the second factor was length of Biopriming Trichoderma sp, namely (R1) 4 hours, (R2) 8 hours, (R3) 12 hours.  The parameters observed in this study are germination, viability, vigor index, plant height and stem diameter. The research results showed that appropriate storage for germinating sugarcane bud chips was 5 (five) days, and had a significant effect on germination, vigor index, plant height and stem diameter. The appropriate biopriming time for germinating sugarcane bud chips, biopriming (R3) for 8 hours, has an effect on stem height and diameter.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Alwani, M.F., Meiriani & Mawarni (2019). Pertumbuhan bibit bud set tebu (Saccharum officinarum L.) pada berbagai umur bahan tanaman dan lama penyimpanan. Jurnal Agroteknologi, 7 (1), 176-180.

Anitha, Mummigatti. U., & Jahagirdar, S. H. A. M. A. R. A. O. (2015). Influence of seed priming agents on yield, yield parameters and purple seed stain disease in soybean. Journal Agric Sci, 28(1), 20-23.

Aryani, D., A.R. Puspitasari, D. Permatasari. (2023). Respon perkecambahan benih dan pertumbuhan tanaman tebu pasca penyimpanan. Indonesian Sugar Research Journal, 3(2), 96-104

Danapriatna, N. (2007). Pengaruh penyimpanan terhadap viabilitas benih kedelai. Jurnal Paradigma, 8 (1), 178-187

Idaryani. (2012). Pengaruh jenis kemasan dan periode simpan terhadap viabilitas benih beberapa varietas padi. Jurnal Agrisistem, 8 (20), 87-97.

Ilyas, S. (2012). Ilmu dan Teknologi Benih: Teori dan Hasil-Hasil Penelitian. Bogor: IPB Press. 138 P.

Juprianto, M., Nugroho, A. dan Suryanto, A. (2018). Kajian waktu dan cara penyimpanan bibit tebu (Saccharum officinarum L.) varietas PS 881 metode bud chip pada pertumbuhan vegetatif awal. Jurnal Produksi Tanaman, 6(3), 350-354.

Kementerian Pertanian. (2019). Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 261/KPTS/SR.310/M/4/2019 Tentang Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah (1-18)

Kurnia, T. D., Pudjihartati, E. & Hasan, L. T. (2018). Bio-Priming benih kedelai (Glycine max (L.) Merrill) untuk meningkatkan mutu perkecambahan. Journal of Biota, 1 (2): 62–67.

Munawar, A. (2011). Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press. Bogor.

Parnidi & Mastur (2020). Strategi produksi benih tebu dalam mendukung swasembada gula. Perspektif: Review Penelitian Tanaman Industri , 19 (2), 122-135.

Putra, R. P. (2020). Perkecambahan dan pertumbuhan awal budset dan bud chip tebu (Saccharum officinarum L.) yang ditanaman pada berbagai posisi mata tunas. Jurnal Agrotek Tropika, 8 (3), 435-444.

Reddy. (2013). Recent Advances in Crop Protection: Bio-priming Seed. http://www.springer.com. Pp.83-84 (diakses 24 Maret 2023).

Schmoll, M., & Schuster, A. (2010). Biology and biotechnology of Trichoderma. Applied Microbiology and Biotechnology, 87(3), 787–799

Sutariati, G.A.K., dan L.O. Safuan. (2012). Perlakuan benih dengan rhizobakteri meningkatkan mutu benih dan hasil cabai (Capsicum annum L.). Jurnal Agron. Indonesia, 40 (2), 125-131

Sutopo, L. (2002). Teknologi Benih. Jakarta : CV Rajawali.

Tando, E. (2017). Peningkatan produktivitas tebu (Saccharum officinarum L.) pada lahan kering melalui pemanfaatan bahan organik dan bahan pelembab tanah sintesis. Biotropika: Journal of Tropical Biology 5: 90-96.

Widajati, E., E. Murniati, E. R. Palupi, T. Kartika, M.R. Suhartanto, A. Qadir. (2018). Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. Bogor: PT. Penerbit IPB Press. 173 hlm.

Yama, D.I., Ali, M., Rizal, M. (2023). Improvement of sugarcane seeds drought stress tolerance by invigoration using of Trichoderma as bio-Primer. International Journal of Environmental & Agriculture Research (IJOEAR), 9(4), 82-87.

Zali, M., & Purdiyanto, J. (2011). Penentuan Suhu optimum pertumbuhan jamur Trichoderma sp. pada proses fermentasi bokashiplus. Maduranch: Jurnal Ilmu Peternakan, 8(8), 16–22.

Published
01-02-2024