Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Tanaman Jagung (Zea mays L.) pada Berbagai Dosis NPK

Growth and Production of Several Varieties of Corn Plants (Zea mays L.) at Various Doses of NPK

  • Rusnadi Padjung Universitas Hasanuddin
  • Muh. Farid Universitas Hasanuddin
  • Hari Iswoyo Universitas Hasanuddin
  • Muhammad Farid Maricar Universitas Hasanuddin
  • Ifayanti Ridwan Saleh Universitas Hasanuddin
  • Ahmad Fauzan Adzima Universitas Hasanuddin
  • Amin Nur Universitas Hasanuddin
Keywords: growth, productivity, fertilization, corn

Abstract

Jagung merupakan bahan pangan terpenting setelah beras, yang berperan penting sebagai bahan pangan, sumber pendapatan dan bahan baku strategis bagi pertanian dan pembangunan ekonomi Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon berbagai varietas jagung terhadap dosis pemupukan NPK yang memberikan pertumbuhan dan produktivitas terbaik. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Serealia Bajeng, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan pada ketinggian 27.2 mdpl, dengan titik koordinat 518’21.5”LS, 11928’38.6”BT dan suhu rata-rata 28,5C. Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei hingga Oktober 2023. Penelitian ini disusun dalam rancangan petak terpisah, lima dosis pemupukan sebagai petak utama yang terdiri, 60 % N:P:K (120:90:60 kg.ha-1), 80% N:P:K (160:120:80 kg.ha-1), 100% N:P:K (200:150:100 kg.ha-1), 120% N:P:K (240:180:120 kg.ha-1) dan 140% N:P:K (280:210:140 kg.ha-1). Sedangkan anak petak adalah varietas jagung, yaitu Nasa 29, Bisi 18 dan Sinhas 1. Hasil penelitian menunjukkan interaksi antara dosis pemupukan 100% N:P:K (200:150:100 kg.ha-1) dengan varietas Bisi 18 memberikan produktivitas terbaik dibanding interaksi antar dosis pemupukan dan varietas lainnya dengan rata-rata produktivitas 11.04 t.ha-1. Dosis pemupukan yang memberikan produktivitas terbaik dibanding lima dosis pemupukan lainnya yaitu dosis pemupukan 100% N:P:K (200:150:100 kg.ha-1) dengan rata-rata produktivitas 9.28 t.ha-1. Varietas yang memberikan produktivitas terbaik dibanding dua varietas lainya yaitu Bisi 18 dengan rata-rata produktivitas 8.98 t.ha-1. Parameter yang memberikan korelasi positif terhadap produktivitas yaitu karakter tinggi tanaman, jumlah daun, tinggi letak tongkol, bobot tongkol kupasan, diameter tongkol, panjang tongkol, panjang tongkol berbiji, jumlah baris biji per tongkol, rendemen biji dan bobot 1000 biji.

Maize is the most important food after rice, which plays an important role as food, a source of income and a strategic raw material for Indonesia's agriculture and economic development. This study aims to determine the response of various corn varieties to the dose of NPK fertilization that provides the best growth and productivity. The research was conducted at the Experimental Farm (KP) of the Bajeng Cereal Crops Research Center, Bajeng District, Gowa Regency, South Sulawesi at an altitude of 27.2 meters above sea level, with coordinates 518'21.5 "N, 11928'38.6 "E and an average temperature of 28.5C. This research took place from May to October 2023. The study was arranged in a separate plot design, five fertilizer doses as the main plot consisting of 60% N:P:K (120:90:60 kg.ha-1), 80% N:P:K (160:120:80 kg.ha-1), 100% N:P:K (200:150:100 kg.ha-1), 120% N:P:K (240:180:120 kg.ha-1) and 140% N:P:K (280:210:140 kg.ha-1). The results showed that the interaction between the fertilizer dose of 100% N:P:K (200:150:100 kg.ha-1) with the variety Bisi 18 gave the best productivity compared to the interaction between the fertilizer dose and other varieties with an average productivity of 11.04 t.ha-1. The fertilizer dose that gave the best productivity compared to five other fertilizer doses was 100% N:P:K (200:150:100 kg.ha-1) with an average productivity of 9.28 t.ha-1. The variety that gave the best productivity compared to the other two varieties was Bisi 18 with an average productivity of 8.98 t.ha-1. Parameters that provide a positive correlation to productivity are plant height, number of leaves, cob height, cob weight, cob diameter, cob length, cob length, number of seed rows per cob, seed yield and 1000 seed weight.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Al Indis, N. (2021). Pengaruh aplikasi electric fertilizer terhadap keragaan ketinggian tinggi tanaman jagung varietas bisi. Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia. Vol. 6 (1): 1-5.

Amas, A. N. K., M.Y. Hardiansyah, Y. Musa, dan A.R. Amin. (2021). Selection of several hybrid maize (Zea mays L.) genotypes under low nitrogen condition. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science. Vol. 807 (3) p. 032014. IOP Publishing.

Azizah, E., A. Setyawan, M. Khadafii., Y.Yuwiah, dan D. Ruswandi. (2017). Identifikasi morfologi dan agronomi jagung hibrida Unpad pada tumpangsari dengan padi hitam di dataran tinggi Arjasari Jawa Barat. Jurnal Kultivasi. Vol. 16 (1).

Chozin, M., S. Sudjatmiko, Z. Muktamar, N. Setyowati, dan F. Fahrurrozi. (2019). Variability in growth and yield among sweet corn genotypes grown under organic crop management. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science. Vol. 347 (1) p. 012007. IOP Publishing.

Departemen Tanaman. (2021). Basis Data Data Pertanian. Kementerian Pertanian Republik Indonesia.https://aplikasi2.pertanian.go.id/bdsp/ diakses pada 8 November 2023

Fitria. (2018). Pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.) pada berbagai pengelolaan gulma di Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Pertanian Tropik. Vol. 5 (2): 284-289.

Kaihatu, S. S., dan P. Marietje. (2016). Adaptasi Beberapa Varietas Jagung pada Agroekosistem Lahan Kering di Maluku. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku.

Khaki, S., L. Wang, dan S.V. Archontoulis. (2020). A cnn-rnn framework for crop yield prediction. Frontiers in Plant Science. 10. 1750.

Mengel, K., E.A. Kirkby, H. Kosegarten and T. Appel. (2001). Principles of Plant Nutrition. 5thEd., Kluwer Academic Publ., London.

Abduh, A.D.M, R. Padjung, M. Farid, A.H. Bahrum, M.F. Anshori, Nasaruddin, I. Ridwan, A. Nur, dan M. Taufik. (2021). Interaksi genetik dan teknologi budidaya tanaman jagung proliferatif dan peningkatan produktivitas. Jurnal Ilmu Biologi Pakistan. 24: 716-723.

Monnoveux, P., C. Sa’nchez., D. Beck, Go, Edmeades. (2005). Drought tolerance improvement in tropical maize source populations : evidence of progress. Crop Sci 46: 180-191.

Nurmegawati, Yahumri, dan Afrizon. (2015). Rekomendasi pupuk tanaman jagung dan kedelai di Kabupaten Kaur, Bengkulu. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. Vol. 1 (4): 914-917.

Panikkai, S., R. Nurmalina, S. Mulatsih, dan H. Purwati. (2017). Analisis ketersediaan jagung nasional menuju swasembada dengan pendekatan model dinamik. Informatika Pertanian. Vol. 26 (1): 41-48.

Rijsberman, F. (2015). Managing Water and Fertilizer for Sustainable Agricultural Intensification. Paris France: International Fertilizer Industry Association (IFA).

Salamah U., W.B. Suwarno, Aswidinnoor, Hajrial, dan A. Nindita, (2017). Keragaan agronomi dan potensi hasil genotipe jagung (Zea mays L.) generasi S1 dan S2 di dua lokasi. J. Agron Indonesia. Vol. 45 (2): 138 – 145.

Sitepu, A., & A. Adiwirman. (2017). Respon Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea mays Var. Saccharatasturt) terhadap Limbah Padat Pabrik Kelapa Sawit dan NPK [Doctoral dissertation]. Riau University.

Soehendi, R dan Syahri. (2013). Potensi pengembangan jagung di Sumatera Selatan. Jurnal Lahan Suboptimal. Vol. 2 (1): 81-92.

Su, W., S. Ahmad, I. Ahmad, dan Q. Han. (2020). Nitrogen fertilization affects maize grain yield through regulating nitrogen uptake, radiation and water use efficiency, photosynthesis and root distribution. PeerJ. 8: 1-21.

Sutejo, M. (2002). Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Wulansyah, U.T., A.R. Amin, dan M. Farid. (2017). Ketahanan beberapa genotipe jagung (Zea mays L.) sintetik-2 terhadap cekaman kekeringan. Jurnal Agrotan. Vol. 3 (1): 32-55.

Published
20-01-2024