Identifikasi Cendawan pada Rizosfer Tanaman Sagu (Metroxylon sagu Rottb.) di Kabupaten Luwu

Identification of Fungi in Rhizosphere of Sago Plants (Metroxylon sago Rottb.) in Luwu Regency

  • Mutmainnah Mutmainnah Universitas Cokroaminoto Palopo
  • Mariyam Mangkunegara Universitas Cokroaminoto Palopo
  • Masluki Masluki Universitas Cokroaminoto Palopo
Keywords: Identification, fungi, rhizosphere, sago

Abstract

Mikroorganisme yang ada di sekitar rizosfer memiliki peranan sangat penting untuk memelihara kesehatan akar tanaman. pengambilan nutrisi dan unsur hara serta melindungi tanaman dari kondisi lingkungan yang ekstrim serta bertindak sebagai agens pengendali hayati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  berbagai jenis cendawan pada rizosfer tanaman sagu di Kabupaten Luwu.  Penelitian dilakukan pada areal pertanaman sagu di tiga Desa yaitu Daerah Aliran Sungai Makawa (Desa Bosso Timur Kecamatan Walenrang Utara), di Daerah Pesisir (Desa Lamasi Pantai Kecamatan Walenrang Timur) dan Daerah Rawa Mineral (Desa Pasamai kecamatan Belopa) Kabupaten Luwu, dilanjutkan di Laboratorium Sel dan Jaringan Fakultas Sains dan Laboratorium Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo. Isolasi cendawan rizosfer menggunakan metode umpan (Insect Bait Methode). Larva yang terinfeksi ditandai dengan munculnya miselium pada bagian-bagian tertentu dari tubuh yang dapat diamati dari ruas-ruas tubuhnya. Selanjutnya larva tersebut diisolasi pada media PDA dan diinkubasikan selama 3-7 hari pada suhu 22-25°C. Setelah koloni cendawan terbentuk (7 hari setelah tanam) dilakukan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis. selanjutnya diidentifikasi. Jumlah cendawan yang ditemukan pada rizosfer tanaman sagu yaitu sebanyak 4  isolat yaitu dari genus Fusarium sp. (BLP1, LPPT1), Rhizopus sp. (BLP2), dan Metharizium sp. (LPHJ1).

Microorganisms around the rhizosphere have a very important role in maintaining the health of plant roots. taking nutrients and nutrients and protecting plants from extreme environmental conditions and acting as a biological control agent. This research aims to determine various types of fungi in the rhizosphere of sago plants in Luwu Regency. Research was carried out in sago planting areas in three villages, namely the Makawa River Basin (East Bosso Village, North Walenrang District), in the Coastal Area (Lamasi Pantai Village, East Walenrang District) and the Mineral Swamp Area (Pasamai Village, Belopa District) Luwu Regency, continued in the Laboratory Cells and Tissues, Faculty of Science and Integrated Laboratory, Faculty of Agriculture, Cokroaminoto Palopo University. Isolation of rhizosphere fungi using the Insect Bait Method. Infected larvae are characterized by the appearance of mycelium in certain parts of the body which can be observed from the body segments. Next, the larvae were isolated on PDA media and incubated for 3-7 days at a temperature of 22-25°C. After the fungus colony was formed (7 days after planting) macroscopic and microscopic observations were carried out. then identified. The number of fungi found in the rhizosphere of sago plants was 4 isolates, namely from the genus Fusarium sp. (BLP1, LPPT1), Rhizopus sp. (BLP2), and Metharizium sp. (LPHJ1).

Downloads

Download data is not yet available.

References

Azis, A. I., Jahuddin, R., & Marwah, M. (2023). Eksplorasi cendawan endofit pada tanaman kedelai hitam dan potensinya sebagai agens hayati secara in-vitro. Journal Agroecotech Indonesia (JAI). Vol. 2 (2): 128-140.

Carlile, M.J., S.C. Watkinson, G.W. Gooday. (2001). The Fungi. Gulf Professional Publishing.

Gandjar, I, Syamsyuridzal, W, dan Octarri, A. (2006) Mikrobiologi Dasar dan Terapan. Yayasan Obat Indonesia.

Herianto, S. (2016). Kombinasi Ampas Singkong dan Tahu Sebagai Substrat dalam Produksi Laru Tempe dari Isolat Daun Waru (Hibiscus tiliaceus) dan Aplikasinya pada Fermentasi Kacang Kedelai. [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara Medan. Medan.

Ilmiyah, N, Rahma, dan Y. Aulia. (2021). Eksplorasi dan identifikasi cendawan entomopatogen Metarhizium sp. dengan metode baiting insect. Jurnal Matematika dan Sains. Vol. 1 (2): 87-92.

Masluki, M.H. Bintoro, H. Agusta, Sudarsono. (2022). Keragaman morfologi, produksi, genetik dan kimia pati sagu (Metroxylon Spp.) di Tana Luwu Provinsi Sulawesi Selatan. [Disertasi]. IPB University. Bogor.

Mirsam, H., S.H. Kalqutny, Suriani, M. Aqil, M. Azrai, S. Pakki, A. Muis, N. Djaenuddin, A.W. Rauf, dan Muslimin. (2021). Indigenous fungi from corn as a potential plant growth promoter and its role in Fusarium verticillioides suppression on corn. Heliyon. Vol. 7(9).DOI:10.1016/j.heliyon.2021.e07926

Mirsam, H., Masluki, dan Mutmainnah. (2021). Isolasi dan seleksi cendawan rizosfer dan endofit asal tanaman kelor sebagai agens penginduksi perkecambahan pada benih padi: isolasi dan seleksi cendawan rizosfer dan endofit asal tanaman kelor sebagai agens penginduksi perkecambahan pada benih padi. Agrosainstek: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian. Vol. 5 (1): 34-43.

Mutmainnah. (2015). Perbanyakan cendawan entomopatogen Penicillium Sp. isolat bone pada beberapa media tumbuh organik. Jurnal Perbal. Vol. 3 (3): 1-11.

Nannipieri, P., J. Ascher, M. T. Ceccherini, L. Landi, G. Pietramellara and G. Renella. (2017). Microbial diversity and soil functions. European Journal of Soil Science. Vol. 68 (1): 2-5.

Noerfitryani dan Hamzah. (2018). Inventarisasi jenis–jenis cendawan pada rizosfer pertanaman padi. Jurnal Galung Tropika. Vol. 7 (1): 11-21.

Permadi, M.A., R.A., Lubis, dan I. Kinarang. (2019). Studi keragaman cendawan entomopatogen dari berbagai rizosfer tanaman hortikultura di Kota Padangsidimpuan. Eksakta: Jurnal Penelitian dan Pembelajaran MIPA. Vol. 4 (1): 1-9.

Permadi, M.A. (2016). Pemanfaatan Cendawan Entomopatogen Lecanicillium Lecanii, Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae sebagai Mikoinsektisida terhadap Kutu Loncat Jeruk, Diaphorina Citri Kuwayama (Hemiptera: Liviidae). [Skripsi]. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Prayogo, Y., W. Tengkano, dan Marwoto. (2005). Prospek cendawan entomopatogen Metarhizium anisopliae untuk mengendalikan ulat grayak Spodoptera litura pada kedelai. Jurnal Litbang Pertanian. Vol. 24 (1).

Prayudyaningsih, R., Nursyamsi, dan R. Sari. (2015). Mikroorganisme Tanah Bermanfaat Pada Rhizosfer tanaman umbi dibawah tegakan hutan rakyat Silawesi Selatan. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversity Indonesia. Vol. 1 (4): 954-959.

Payangan, Y.R., Gusmiaty, M. Restu. (2019). Eksplorasi cendawan rizosfer pada tegakan hutan rakyat suren untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. BIOMA: Jurnal Biologi Makassar. Vol. 4 (2): 153-160.

Simangunsong, R., Rahmawati, dan Mukarlina. Isolasi dan identifikasi jamur rizosfer dari tanaman durian (Durio zibethinus Murr.) di Desa Bemban, Kecamatan Sungai Kakap, Pontianak. Jurnal Protobiont. Vol. 8 (3): 34 – 39.

Samson, R.A., J. Houbkaren, Thrane, J.C., Frisvad, and F. Andersen. (2010). Food and Indoor Fungi. Fungal Biodiversity Cente Utrecht. Netherlends.

Siregar, B.A., N.N. Kasim, dan N. Farida. (2020). Isolasi dan karakterisasi biologi bakteri endofit, filosfer dan rizosfer dari tanaman sagu (Metroxylon sago). Prosiding Seminar Nasional Biotik. Vol. 8 (1).

Watanabe, T. (2002). Pictorial Atlas of Soil and Seed Fungi. Morphologies of Cultured Fungi and Key to Species. Second Edition. CRC Press LCC. New York, Wahington, D.C.

Wulandari, N.L.D., M.W. Proborini, dan I.K. Sundra. (2013). Eksplorasi spasial cendawan tanah pada sekitar rizosfer tanaman jambu mete (Anacardium occidantale L.) di Karangasem dan Buleleng, Bali. Jurnal Simbiosis. Vol.1 (2): 85 – 101.

Published
26-01-2024