Efektivitas Pemberian Bahan Organik Melalui Lubang Resapan Biopori pada Tanaman Kakao

Effectiveness of Applying Organic Matter Through Biopore Infiltration Holes in Cocoa Plants

  • Sri Nur Qadri Universitas Muhammadiyah Parepare
  • Andi Dita Tawakkal Gau Universitas Muhammadiyah Parepare
Keywords: bahan organik, biopori, tanaman kakao

Abstract

Rendahnya produktivitas pada tanaman kakao disebabkan  sifat kimia tanah yang kurang baik, pH rendah, tanaman yang sudah tua, pengelolaan tanaman sangat rendah seperti pemupukan, pemangkasan, sanitasi kebun, dan pemanenan terlambat mengakibatkan tingginya tingkat serangan hama dan penyakit. Membuat lubang resapan biopori dengan penambahan bahan organik merupakan solusi permasalahan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan organik pada lubang resapan biopori. Penelitian ini dilaksanakan di lahan perkebunan kakao milik petani dan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan setiap unit percobaan terdiri dari 4 tanaman masing-masing 3 ulangan. Faktor pertama yaitu lubang resapan biopori  terdiri dari empat lubang (r1), delapan lubang (r2), dua belas lubang (r3) dan faktor kedua yaitu dosis kompos terdiri dari tiga taraf yaitu dosis 0.5 kg (b1), dosis 1 kg (b2), dosis 1.5 kg (b3). Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengaruh lubang resapan biopori dan dosis bahan organik  menunjukkan tidak berpengaruhh nyata karena pada proses penyerapan bahan organik memerlukan waktu yang relatif lama.

Low productivity in cocoa plants due to poor soil chemistry, low pH, old plants, very low plant management such as fertilization, pruning, garden sanitation, and late harvesting result in high rates of pest and disease attacks. Making biopore infiltration holes with the addition of organic matter is a solution to this problem. This study was conducted to determine the effect of giving organic matter to biopore infiltration holes. This research is carried out on cocoa plantation land owned by farmers and uses a Randomized Block Design (RBD) with 9 treatments each experimental unit consisting of 4 plants of 3 tests each, namely the first factor, namely the biopore infiltration hole consisting of Four holes (r1), eight holes (r2), twelve holes (r3) and the second factor, namely the compost dose consisting of three levels, namely dose 0.5 kg (b1),  dose 1 kg (b2), dose 1.5 kg (b3). Based on the results of the study, the influence of biopore infiltration holes and doses of organic matter showed no real effect because the process of absorption of organic matter requires a relatively long time.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Gholam, GM, ID Kurniawati, PN Laely, R Amalia, NA Mutiaradita, SN Rohman, S Pangestiningsih, H Widyaningsih, dan KR Amalia. (2021). Pembuatan dan edukasi pentingnya lubang resapan biopori (LRB) untuk membantu meningkatkan kesadaran mengenai sampah organik serta ketersediaan air tanah di Dusun Tumang Sari Cepogo. Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah. Vol. 9 (2). doi: 10.26418/jtllb.v9i2.48548.

Herlambang, GD., PS. Sulandari, NKD Anggarini, NKRS Dewi, NPK Dewi. (2021). Sosialisasi dan praktek pembuatan lubang resapan biopori di Desa Petang. JIPKM. Vol. 1 (2):1–8.

Maryati, Ekosari, dan Widodo, E. (2010). Teknologi Tepat Guna Untuk Mengatasi Banjir Dan Sampah Serta Menjaga Kelestarian Air Bawah Tanah. TIM PPM Biopori UNY.

Murti, J. (2013). Efektivitas lubang resapan biopori terhadap laju resapan (infiltrasi). Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol. 1 (1):1–10. doi: 10.26418/jtllb.v1i1.3441.

Nurhayati, I., R Ratnawati, M Shofwan, dan MA Kholif. (2018). Lubang resapan biopori sebagai strategi konservasi air tanah di Desa Kalanganya Kecamatan Sedati Sidoarjo. Prosiding Seminar Nasional Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat (SNPM): 34–41.

Purwanto, H., Amiwarti, Adiguna, dan R Kurniawan. (2021). Sosialisasi lubang resapan biopori. Jurnal PKM: Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 04 (01): 33–39.

Sophia, M., W Kartika dan D Navanti. (2020). Peningkatan resapan air hujan dan reduksi sampah organik di wilayah permukiman dengan pembuatan lubang resapan biopori. Jurnal Sains Teknologi dalam Pemberdayaan Masyarakat. Vol. 1 (2): 63–68. doi: 10.31599/jstpm.v1i2.431.

Schwarz, P., JJ Body, J Cáp, LC Hofbauer, M Farouk, A Gessl, JM Kuhn, C Marcocci, C Mattin, MM Torres, J Payer, AVD Ven, M Yavropoulou, P Selby. (2014). Desain penelitian. European Journal of Endocrinology. Vol. 171 (6): 727–35.

Sine, Y dan MM Kolo. (2021). Penerapan lubang resapan biopori di masyarakat Desa Naiola Bikomi Selatan Kabupaten Ttu. BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 (2): 499–503. doi: 10.31949/jb.v2i2.922.

Suleman, AR, B Bustan, A Erdiansa. (2018). Pembuatan lubang resapan biopori sebagai resapan banjir pada daerah genangan di Kelurahan Buntusu Kota Makassar. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat: 169–174.

Widyastuti, S. (2013). Perbandingan jenis sampah terhadap lama waktu pengomposan dalam lubang resapan biopori. WAKTU: Jurnal Teknik UNIPA. Vol. 11 (1): 5–14. doi: 10.36456/waktu.v11i1.894.

Wijaya, SA, G Soebiyakto, dan M Ma’sumah. (2019). Pembuatan lubang resapan biopori dan pupuk. Jurnal Aplikasi dan Inovasi Ipteks. Vol. 2 (2): 59–66.

Wulandari. (2015). Peranan Teknologi Lubang Biopori (LRB) Terhadap Lingkungan Kampus Konservasi Universitas Negeri Semarang Kecamatan Gunung Pati. [Skripsi].

Published
14-10-2023