Diskriminasi Ekologis dalam Film Pendek Migrants (2020) Melalui Kajian Ecocinema

https://doi.org/10.30605/onoma.v11i4.7131

Authors

  • Menur Puspita Iqmala Universitas Indonesia
  • Suma Riella Rusdiarti Universitas Indonesia

Keywords:

Diskriminasi Ekologis, Ecocinema, Ekokritik, Film Animasi

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi bentuk representasi diskriminasi ekologis antar spesies yang muncul melalui unsur visual, simbolik, dan naratif dalam film pendek Migrants (2020) karya Hugo Caby, Antoine Dupriez, Aubin Kubiak, Lucas Lermytte, dan Zoé Devise, serta menjelaskan bagaimana representasi tersebut membangun kesadaran ekologis penonton. Penelitian ini menggunakan pendekatan ecocinema (Lavin & Kaplan, 2017) dan ekokritik (Harsono, 2008) dengan metode analisis tekstual film (Bordwell & Thompson, 2008) yang berfokus pada mise-en-scène, sinematografi, warna, dan simbol animasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Migrants merepresentasikan diskriminasi ekologis melalui oposisi visual antara beruang kutub dan beruang coklat yang menandai relasi kuasa dan ketimpangan ekologis. Warna dingin dan hangat, gestur tubuh, serta framing digunakan untuk menegaskan penolakan ekologis terhadap pendatang dan keterasingan ruang hidup. Melalui metafora migrasi, jebakan, dan penggiringan, film ini menghadirkan kritik implisit terhadap perilaku antroposentris manusia. Sebagai fabel ekologis, Migrants membangun empati ekologis dan mendorong pembacaan mengenai krisis lingkungan di era antroposen.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adler-Nissen, R., Andersen, K. E., & Hansen, L. (2020). Images, emotions, and international politics: The death of Alan Kurdi. Review of International Studies, 46(1), 75-95. DOI: https://doi.org/10.1017/S0260210519000317

Asmiyati, R., & Tanjung, S. (2021). Di Balik Teluk Balikpapan: Framing Eksploitasi Korporasi pada Film Dokumenter Gone with The Tide dan Into The Shadow. KOMUNIKATIF: Jurnal Ilmiah Komunikasi, 10(2), 153-166. DOI: https://doi.org/10.33508/jk.v10i2.3179

Bould, M. (2021). The anthropocene unconscious: Climate catastrophe culture. Verso Books.

Bordwell, D., Thompson, K., & Smith, J. (2004). Film art: An introduction (Vol. 7, pp. 477–479). McGraw-Hill.

Caby, H., Dupriez, A., Kubiak, A., Lermytte, L., & Devise, Z. (2020). Migrants. Pôle 3D. Diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=zBHoLy6qrng

Cintya, B., Ernanda, E., & Triandana, A. (2022). Perlawanan perempuan terhadap korporasi perusak alam dalam Film Dokumenter Tanah Ibu Kami: Pendekatan analisis wacana kritis norman fairclough. Kajian Linguistik dan Sastra, 1(2), 237-â. DOI: https://doi.org/10.22437/kalistra.v1i2.20306

Faber, L., & Walters, H. (2003). Animation unlimited: Innovative short films since 1940. Laurence King Publishing.

Fatkhurridho, F., & Rusdiarti, S. R. (2022). Ekofeminsime dalam Film Nona Kedi yang Tak Pernah Melihat Keajaiban (2013). Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 5(3), 695-706. DOI: https://doi.org/10.30872/diglosia.v5i3.471

Gustafsson, T., & Kääpä, P. (2013). Transnational ecocinema: Film culture in an era of ecological transformation. Intellect Ltd.

Hamzah, A., & Nafsika, S. S. (2021). Analisis Dystopia Dalam Film Wall-E. Universitas Pendidikan Indonesia.

Harsono, S. (2008). Ekokritik: Kritik sastra berwawasan lingkungan. Kajian Sastra, 32(1), 31–50.

Komariyah, K., Ghufroni, G., & Nisa, H. U. (2022). Fenomena Diskriminasi Sosial dalam Film Yuni Karya Kamila Andini: Kajian Sosiologi Sastra. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 8(20), 34-43.

Latifah, L., & Wiyatmi, W. (2025). Analisis Ecofeminisme dalam Layar Lebar: Mengurai Ketidakadilan Gender dan Lingkungan Melalu Film Sexy Killers. Aksara, 37(1), 169-184.

Lavin, S. C., & Kaplan, E. A. (2017). The climate of ecocinema. In Oxford Research Encyclopedia of Communication. https://doi.org/10.1093/acrefore/9780190228613.013.509 DOI: https://doi.org/10.1093/acrefore/9780190228613.013.509

Linando, S. I., Prasetyo, M. E., & Winnie, W. (2022). Komposisi visual dan tata cahaya pada film Netflix berjudul Squid Game. Jurnal Bahasa Rupa, 6(1), 20–32. DOI: https://doi.org/10.31598/bahasarupa.v6i1.1139

MacDonald, S. (2012). The ecocinema experience. In S. Rust, S. Monani, & S. Cubitt (Eds.), Ecocinema theory and practice (pp. 17–42). Routledge.

Puspita Sari, D., Isnaini Leo, S., & Indah, P. (2021). Relasi antara manusia dan alam pada film Semesta (Kajian ekokritik sastra) [Doctoral dissertation, Universitas Maritim Raja Ali Haji].

Ridwan, M., & Aslinda, C. (2022). Analisis Semiotika Diskriminasi Pada Film “The Hate U Give”. Journal of Discourse and Media Research, 1(01), 1-12.

Rinahayu, N., & Kristianto, B. (2022). Konstruksi hubungan alam dan manusia melalui kerangka maskulinitas ekologis dalam film Jungle (2017): Ekokritik sastra. Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 5(1), 101–118. DOI: https://doi.org/10.30872/diglosia.v5i1.349

Stump, D. (2021). Digital cinematography: Fundamentals, tools, techniques, and workflows. Routledge. DOI: https://doi.org/10.4324/9780429468858

Vécsey, V. (2022). Ecocritical readings of Academy Award-winning animated shorts. Environmental Communication, 16(6), 723–738. https://doi.org/10.1080/17524032.2022.2074736 DOI: https://doi.org/10.1080/17524032.2022.2090980

Published

2025-11-15

How to Cite

Iqmala, M. P., & Rusdiarti, S. R. (2025). Diskriminasi Ekologis dalam Film Pendek Migrants (2020) Melalui Kajian Ecocinema. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, Dan Sastra, 11(4), 4618–4632. https://doi.org/10.30605/onoma.v11i4.7131