Mamanda sebagai Wahana Pendidikan Budaya (Kajian Etnopedagogi)
Abstract
Mamanda Sebagai Wahana Pendidikan Budaya (Kajian Etnopedagogi): Jika dicermati berdasarkan ciri khasnya, Mamanda memiliki kemiripan dengan Lenong terutama dari segi kedekatan interaksi yang dibangun oleh para pemain kepada penonton. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menemukan konsep fakta dalam Mamanda., (2) menemukan kebudayaan yang terdapat dalam Mamanda, dan (3) menemukan nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam Mamanda. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data yang digunakan hasil pengamatan secara langsung. Analisis data dilakukan dengan cara induktif yang berawal dari pemahamankhusus ke umum serta dijelaskan secara detail sesuai dengan fokus penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi, sebab penelitian akan melakukan penelitian tentang kebudayaan masyarakat Banjar Kalimantan Selatan. Hasil dari penelitian menunjukan konsep fakta yang dihasilkan dalam pertunjukan Mamanda yaitu, adanya kisah sejarah tentang kerajaan Negara Dipa. Unsur kebudayaan yang terdapat di dalam pertunjukan Mamanda antara lain, berupa penggunaan bahasa daerah, unsur kebudayaan terkait pengetahuan tentang pengobatan tradisonal yang sudah dipercaya sejak masa dahulu kala dan telah menjadi bagian hidup bagi masyarakat Banjar, unsur kebudayaan yang berkait tentang mata pencaharian masayarakat Banjar seperti maunjun. Selain itu adanya unsur kesenian berupa musik tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Banjar yang bermuatan nilai budaya karakatan (keakraban) yakni kesenian musik bapanting. Adapun Nilai-nilai kehidupan yang ditemukan pada pertunjukan Mamanda yakni, nilai kehidupan berupa peduli dengan konsep badingsanakan atau menganggap orang lain seperti keluarga sendiri, agar kita memiliki rasa sayang kepada siapapun. Ditemukannya nilai keimanan atau religius dalam pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang sudah dilakukan secara turun temurun.
Downloads
References
Duranti, Alessandro. (1997). Linguistic Anthropology. New York: Cambridge University Press.
Fathurrohman, Muhammad. (2015). Budaya Religius Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan: Tinjauan Teoritin Dan Praktik Kontekstualisasi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah. Yogyakarta: Kalimedia.
Fox, A. (2000). Oral and literate culture in England, 1500-1700. Oxford: Clarendon Press.
Gergely, G., Egyed, K., & Király, I. (2007). On pedagogy. Developmental science, 10(1), 139-146.
Harpriyanti, H., Sudikan, S. Y., Ahmadi, A., & Afdholy, N. (2022). Political Construction in the Mamanda Traditional Theater. resmilitaris, 12(2), 7583-7594.
Harpriyanti, H., Sudikan, S. Y., & Ahmadi, A. (2023). MAMANDA’S ORAL LITERATURE IN INDONESIA: REVIEW OF THE FORM AND FUNCTION OF HUMOR THROUGH A PRAGMATIC PERSPECTIVE. Herança-Revista de História, Património e Cultura.
Hermanto dan Winarno. (2011). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Huda, S. (2015). Stuktur, Karakter Tokoh, dan Bahasa dalam Kesenian Tradisional Mamanda. Banjarmasin: Pustaka Banua.
Huda, S. (2016). Mamanda sebuah Teater Tradisi Daerah Kalimantan Selatan. Banjarmasin: Pustaka Banua.
Ideham, M. S., dkk. (2007). Urang Banjar dan Kebudayaannya. Banjarmasin: Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Bekerjasama dengan Pustaka Banua.
Irsani, K., Aman, A., & Rochmat, S. (2022). Konsep Pendidikan Kepemimpinan Berbasis Tradisi: Telaah Etnopedagogi Pada Tembang Tradisional Gundul-Gundul Pacul. Diakronika, 22(1), 1-13.
Janah, Raudatul. (2021). Karakter Religius dalam Budaya Kelahiran Masyarakat Banjar Kalimantan Selatan. Jurnal Kajian Islam Konteporer, 3(2), 33-43.
Kaelan. (2010). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Pradigma.
Kleden, Probonegoro, N. (2010). Mamanda theatre, the play of Banjar culture. Wacana, 12(1), 162-180.
Kramsch, C., & Sullivan, P. (1996). Appropriate pedagogy. ELT Journal, 50(3), 199-212.
Koentjaraningrat. (2000). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta
Komariah, Aan. (2016). Visionary Leadership: Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Latif, Yudi. (2020). Pendidikan yang Berkebudayaan, Histori, Konsepsi, dan Aktualisasi Pendidikan Transformatif. Jakarta: PT. Gramedia.
Madjid, M. D., & Wahyudhi, J. (2014). Ilmu Sejarah: Sebuah Pengantar. Jakarta: Kencana.
Otiono, N., & Akoma, C. (2021). Oral literary performance in Africa: Beyond text.
Ramdani, E. (2018). Model pembelajaran kontekstual berbasis kearifan lokal sebagai penguatan pendidikan karakter. JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 10(1), 1–10.
Seman, Syamsiar. (2008). Pangeran Antasari dan Meletusnya Perang Banjar. Banjarmasin: Lembaga Studi Sejarah Perjuangan dan Kepahlawanan Kalimantan Selatan.
Setya, Yuwana Sudikan & Titik Indarti. (2021). Etnografi (Sttudi Budaya- Penelitian Interdisipliner). Sidoarjo, Jawa Timur: TANKALI.
Spradley, J. P. (1997). Metode Etnografi. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.
Spradley, James P. (2006). Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Susilaningtiyas, D. E., & Falaq, Y. (2021). Internalisasi Kearifan Lokal Sebagai Etnopedagogi: Sumber Pengembangan Materi Pendidikan Ips Bagi Generasi Millenial. Sosial Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan IPS, 1(2), 45-52.
Syam, Nur. 2007. Madzhab-Madzhab Antropologi. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara.
Syukur, T. A., & Rafiqoh, S. (2018). Pengantar ilmu pendidikan. Ciputat Timur: Patju Kreasi.
Ulfah, J., & Suyadi, S. (2021). Konsep Budaya Religius Dalam Membangun Akhlakul Karimah Peserta Didik Di Madrasah Ibtidaiyah. Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 21(1), 21-29.
Wulandari, N. I. (2016). Nilai Budaya Banjar Pada Naskah Mamanda (Banjarese Cultural Values Portrayed in Mamanda). Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya, 6(1), 103-114.
Wahidah, M. N., Putro, H. P. N., Syaharuddin, S., Prawitasari, M., Anis, M. Z. A., & Susanto, H. (2021). Dinamika Pendidikan Dasar Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin (1986-2019). PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial), 1(1).
Welch, A. (2012). The Renaissance epic and the oral past. New Haven: Yale University Press.
Zed, M. (2018). Tentang konsep berfikir sejarah. Lensa Budaya: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Budaya, 13(1).
Copyright (c) 2024 Haswinda Harpriyanti, Noor Indah Wulandari
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
In submitting the manuscript to the journal, the authors certify that:
- They are authorized by their co-authors to enter into these arrangements.
- The work described has not been formally published before, except in the form of an abstract or as part of a published lecture, review, thesis, or overlay journal.
- That it is not under consideration for publication elsewhere,
- That its publication has been approved by all the author(s) and by the responsible authorities – tacitly or explicitly – of the institutes where the work has been carried out.
- They secure the right to reproduce any material that has already been published or copyrighted elsewhere.
- They agree to the following license and copyright agreement.
License and Copyright Agreement
Authors who publish with Onoma Journal: Education, Languages, and Literature agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under Creative Commons Attribution License (CC BY 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.