Sore itu, ruang tamu Bu Tasya dipenuhi cahaya jingga dari matahari yang mulai tenggelam. TV tabung di pojok ruangan masih menyala dengan suara yang agak keras, memutar lagu lawas dari stasiun lokal. Di tangan kanannya, ponsel terbuka dengan layar gim Starlight Princess, sementara tangan kirinya sibuk meraih remote usang berwarna abu-abu muda. Ia baru saja hendak menurunkan volume ketika tubuhnya refleks menarik napas panjang — pelan, dalam, seperti menghela sisa lelah seharian.
Suara TV mengecil perlahan, dan di saat yang sama, simbol wild di layar ponsel muncul satu demi satu, berurutan seperti mengikuti irama napasnya. Layar berkilau lembut, dan angka di pojok kanan bawah mulai berputar naik. Bu Tasya berhenti sejenak, menatap layar tanpa berkedip. “Lho, kok pas?” katanya pelan, antara kaget dan geli sendiri.
Bagi Bu Tasya, kejadian itu terasa seperti kebetulan yang terlalu rapi. Ia tak sedang mencari momen magis, hanya ingin menurunkan suara TV yang terasa bising. Namun entah bagaimana, momen itu menjadi titik pertemuan antara hal kecil dan hasil yang tak disangka. Napas panjang, volume turun, dan wild muncul berturut-turut — semua terjadi dalam hitungan detik yang nyaris bersamaan.
Ia tersenyum kecil, lalu duduk lebih tenang. “Mungkin emang waktunya,” gumamnya. Bukan nada percaya mistis, melainkan bentuk penerimaan terhadap keanehan kecil yang kadang terjadi di sela kehidupan sehari-hari.
Bu Tasya sudah lama menganggap Starlight Princess sebagai pengisi waktu santai. Ia tidak mengejar kemenangan, hanya menikmati putaran yang berirama dan warna-warna lembut yang menenangkan. Tapi sore itu, ia merasa seolah permainan itu menirukan gerak tubuhnya — setiap wild muncul bersamaan dengan hembusan napasnya yang teratur.
“Lucu ya, kayak ikut nyimak,” ujarnya sambil tertawa pelan. Ia tidak menganggapnya pertanda, tapi di dalam hatinya, ia tahu momen itu terasa selaras — seperti ada keseimbangan kecil yang sulit dijelaskan tapi mudah dirasakan.
TV tabung itu sudah menemaninya sejak lama, dengan suara khas yang agak serak dan cahaya berkedip di tepi layar. Saat ia menurunkan volumenya, ruangan menjadi lebih tenang. Suara gemuruh pelan dari mesin tua itu berpadu dengan nada lembut dari gim di ponselnya. Dua dunia yang berbeda — teknologi lama dan hiburan modern — tiba-tiba menyatu dalam harmoni yang tak disengaja.
Dan di tengah suasana itu, wild muncul lagi, kali ini dua kali berturut-turut. Bu Tasya tidak langsung bereaksi. Ia hanya tersenyum sambil menyandarkan punggungnya, menikmati suara redup TV yang kini tak lagi mengganggu.
Bagi Bu Tasya, menarik napas panjang bukan kebiasaan spiritual, melainkan cara sederhana untuk menenangkan diri. Tapi setelah sore itu, ia menyadari sesuatu — bahwa napas tenang punya efek besar pada fokus. Ketika ia tidak terburu-buru dan membiarkan pikirannya ikut beristirahat, segala sesuatu di sekitarnya terasa lebih sinkron, bahkan permainan pun berjalan lebih “lembut”.
Wild yang muncul berurutan menjadi simbol kecil dari keseimbangan itu. Bukan karena strategi atau keberuntungan, tapi karena Bu Tasya memberi ruang pada dirinya untuk diam sejenak di antara kesibukan. Dalam diam itu, sesuatu terasa menyatu — antara dirinya, layar kecil di tangannya, dan dunia yang terus berputar di luar sana.
Kisah Bu Tasya bukan tentang trik atau kebetulan ajaib, melainkan tentang bagaimana hal kecil bisa terasa berarti ketika kita hadir sepenuhnya. Tarikan napas panjang, suara TV yang dikecilkan, dan wild yang muncul bersamaan hanyalah potongan dari satu momen tenang yang berharga.
Dan sejak sore itu, setiap kali ia menekan tombol volume atau menarik napas panjang, Bu Tasya selalu teringat kejadian itu — bahwa kadang, keseimbangan hidup datang bukan dari hal besar, tapi dari detik-detik sederhana yang nyaris tak kita sadari.