Pagi itu udara masih lembap dan rumput di halaman kosan berkilau karena embun. Mas bayu berdiri tegap sambil menatap daun pisang yang menetes pelan. Dengan tenang, ia mengambil setetes embun menggunakan ujung jari, lalu menelannya. “Biar otak adem, nanti strategi Jepangnya nggak ngaco,” ujarnya serius seolah sedang melakukan ritual penting. Teman-temannya yang baru bangun hanya melongo, sebagian menahan tawa. “Kamu tuh main game atau jadi biksu, Bay?” celetuk salah satunya. Tapi mas bayu tetap fokus. Setelah itu, ia membuka ponsel, masuk ke permainan baccarat, dan langsung memulai putaran pertama. Tak disangka, hasilnya bagus sejak awal. “Tuh kan, embun pagi emang bikin pikiran jernih,” katanya dengan wajah bangga.
Ritual sederhana itu bukan pertama kalinya ia lakukan. Mas bayu percaya bahwa ketenangan pikiran adalah kunci utama bermain baccarat. Ia menyebutnya strategi “embun logika,” perpaduan antara ketenangan ala Zen dan insting refleks. “Baccarat itu bukan cuma angka, tapi soal vibe,” katanya dengan gaya seperti pelatih mental. Teman-temannya yang mendengar cuma bisa tertawa sambil merekam tingkah lucunya. Namun ketika hasil putaran demi putaran terus positif, mereka mulai penasaran, “Eh, jangan-jangan beneran karena embun.”
Menurut mas bayu, air embun bukan sekadar air biasa. “Dia itu pendingin alami pikiran,” ujarnya. Ia mengaku terinspirasi dari video pendek yang membahas kebiasaan orang Jepang memulai hari dengan kesadaran penuh. “Kalau orang Jepang bisa fokus minum teh sambil merenung, kenapa aku nggak bisa pakai embun buat fokus main baccarat?” katanya dengan nada setengah serius, setengah bercanda. Setiap pagi, ia selalu memastikan minum embun sebelum mulai bermain. “Satu tetes cukup, lebih dari itu nanti malah kedinginan pikiran,” tambahnya sambil terkekeh.
Lucunya, teman satu kosnya, mas dino, pernah mencoba meniru tapi malah tersedak karena kebanyakan embun dari botol bekas. “Bro, itu namanya air tumpahan, bukan embun,” kata mas bayu sambil ngakak. Kini, ritual embun versi mas bayu jadi bahan cerita setiap pagi — bukan karena hasilnya ajaib, tapi karena caranya yang kocak dan penuh keyakinan.
Mas bayu menyebut gaya bermainnya sebagai “strategi Jepang santai.” Ia percaya, kunci kemenangan bukan cuma analisis, tapi kestabilan emosi. “Kalau kepala panas, kartu juga jadi panas,” katanya. Maka dari itu, ritual embun pagi baginya adalah langkah pertama sebelum berpikir jernih. Setiap kali duduk main, ia selalu menenangkan diri sambil mendengarkan musik instrumental lembut. “Rasanya kayak berada di taman bambu,” ujarnya dengan nada penuh imajinasi. Setelah itu barulah ia mulai menghitung ritme permainan dengan metode yang katanya ia pelajari dari forum luar negeri.
Uniknya, setiap kali menang, ia tidak langsung bersorak. Ia hanya tersenyum kecil dan berkata, “Embunnya manjur lagi.” Kalimat itu kini jadi lelucon favorit teman-temannya. Setiap kali ada yang menang secara tidak sengaja, mereka akan menirukan gaya bicaranya, “Tuh, embun pagi kerja lagi, bro.” Dan setiap kali kalah, mas bayu cuma bilang, “Berarti embunnya belum segar.”
Suatu hari, salah satu teman merekam aksi mas bayu saat memungut embun di dedaunan dan mengunggahnya ke grup kampus. Dalam waktu singkat, video itu ramai dibahas. “Ada yang pake embun buat main baccarat, gokil!” tulis salah satu komentar. Bahkan ada yang membuat meme bertuliskan “Embun dulu, baru menang.” Bukannya marah, mas bayu malah bangga. “Setidaknya aku nggak cuma ngeluh kalah, tapi nyari cara adem,” ujarnya dengan tawa ringan.
Dari situ, beberapa mahasiswa lain ikut mencoba. Ada yang minum embun dari atap mobil, ada juga yang mengumpulkan dari daun kelapa. Mereka menyebutnya “komunitas kepala dingin.” Tentu saja hasilnya beragam, tapi keseruannya nyata. “Kadang kalah, tapi seenggaknya dapet tawa,” kata salah satu dari mereka. Dan buat mas bayu, itulah inti sebenarnya dari permainan — menikmati prosesnya dengan kepala dingin dan hati tenang.
Mas bayu percaya bahwa sugesti kecil bisa membawa perubahan besar. “Embun cuma simbol, tapi niatnya itu yang kuat,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa permainan apa pun akan terasa lebih mudah kalau pikiran tenang. “Kalau stres, semua strategi jadi berantakan. Tapi kalau adem, bahkan kartu susah pun kelihatan cantik,” tambahnya sambil tersenyum. Filosofi ringan itu membuat teman-temannya mulai menirunya — bukan karena yakin akan embun, tapi karena percaya pada energi positif yang dibawanya.
Sejak itu, mas bayu jadi semacam guru kecil di lingkaran mereka. Bukan guru teori, tapi guru ketenangan. Setiap kali ada yang overthinking saat main, dia akan berkata, “Berhenti sebentar, tarik napas, bayangin embun pagi.” Ajaibnya, kata-kata itu berhasil menenangkan siapa pun yang mendengarnya. Mungkin bukan embunnya yang bekerja, tapi ketulusan tawa yang menyertainya.
Kini, setiap kali matahari mulai terbit, mas bayu selalu punya rutinitas yang sama — keluar sebentar ke halaman, menatap daun pisang, menelan setetes embun, lalu tersenyum. “Udara pagi itu doa yang cair,” katanya dengan gaya filosofis. Dan ketika ia kembali duduk dengan ponsel di tangan, rasanya semua tekanan lenyap. Entah karena embun, atau karena keyakinannya sendiri, tapi setiap langkahnya terasa lebih ringan. Bahkan saat kalah, ia tetap bisa tertawa. “Yang penting otak adem, hati nggak baper,” ucapnya ringan.
Kisahnya jadi pengingat kecil bahwa kadang kemenangan bukan tentang hasil, tapi tentang cara menikmati setiap detiknya. Seperti embun yang muncul sebentar lalu hilang, tapi meninggalkan kesejukan yang lama diingat. Dan di antara semua trik dan strategi di dunia maya, ritual sederhana mas bayu tetap jadi yang paling menghibur sekaligus menenangkan.
Kalau kamu juga butuh ketenangan ala Mas Bayu, coba mulai harimu dengan sesuatu yang bikin pikiran jernih sebelum bermain Baccarat. Siapa tahu, kesejukan kecil bisa jadi awal kemenangan besar. Coba sekarang dan rasakan sendiri kesejukan versi kamu — karena kadang, kemenangan datang saat pikiran paling adem.